Wednesday, February 6, 2008

Ironis, Ibu Kota Negara Terendam Banjir

Suara-unpad, 5 Februari 2008

Koran-koran nasional dan lokal masih mengangkat berita banjirnya Jakarta sebagai berita utama. Kompas menyatakan kerugian yang diakibatkan banjir yang melanda Jakarta mencapai Rp 9,17 Miliar. Angka itu muncul akibat mandeknya aktivitas ekonomi akibat terputusnya akses trasportasi seperti bus, kereta api dan penerbangan. Kita sebagai warga Unpad selayaknya prihatin dan turut sumbang saran dalam masalah ini.

Pasalnya, disebutkan bahwa angka itu masih merupakan angka sementara. Masih banyak variable-variable lain yang belum terhitung. Ini tentu menentukan citra negara ini. suatu PR besar bagi gubernur Jakarta, Fauzi Bowo dan jajarannya. Agar tidak hanya ramai ’jualan kecap’ saat kampanye, tapi harus bekerja keras setelah menjabat.

Betapa tidak, dipusat kota metropolitan terdapat pengungsi. Bahkan dilaporkan juga kondisi penungsi yang kelaparan di Kota Metropolitan Jakarta tersebut. Tentunya ini memperburuk citra ibu kota. Permasalahan banjir memang telah lama menjadi wacana, tapi hanya sebatas wacana tanpa ada perubahan kodisi yang signifikan.

Biasanya permasalahan seperti ini ditanggapi secara reaksioner oleh pemerintah, padahal ini adalah permasalahan yang menahun. Agaknya pola reaktif dalam masalah banjir ini harus segera dirubah, pola prefentif dengan perencanaan penangulangan banjir yang matang harus segera di launching. Agar warga ibu kota tidak bosan dengan janji-janji semasa kampanye, yang jarang terealisasi.

Tentunya tidak bijak, jika yang korban bencana selalu dilatih untuk tangap namun mereka yang bertugas menanggulangi bencana rasanya sampai sekarang belum juga terlatih. Rasanya jika kondisi ini terus berlangsung, masyarakat bisa saja berfikir bahwa cita-cita pembangunan yang didengung-dengungkan oleh pemerintah hanya utopia dan mimpi di siang bolong.

Jika anda warga Unpad atau Blogger Unpad memiliki solusi atau mau ikut komentar dalam masalah ini comment saja di comment box dibawah. Tentu kita tidak mengiginkan suatu saat mendengar berita, presiden menjadi pengungsi gara-gara Istana Kepresidenan terendam banjir.